Baru-baru ini kaum muslimin melaksanakan ibadah kurban serta menunaikan ibadah haji. Kedua ibadah ini merupakan ibadah yang dicontohkan langsung oleh Bapak para Nabi, kekasih Allah yakni Nabi Ibrahim عَلَیهِ‌السَّلام beserta putra kesayangannya Nabi Ismail عَلَیهِ‌السَّلام yang dilaksanakan di bulan yang sama, yakni Bulan Zulhijjah. Sedemikian pentingnya kedua ibadah ini sehingga Allah abadikan kisahnya dalam Al-Quran dan diperingati setiap tahun.

Tentunya, sudah tidak asing bagi kita kisah perjuangan Bunda Hajar mendapatkan air untuk minum putra kesayangannya, yakni Nabi Ismail عَلَیهِ‌السَّلام. Juga kisah penyembelihannya. Dan tidaklah kisah ini disampaikan kepada Nabi Muhammad , kecuali agar dijadikan sebagai teladan bagi umatnya. Lalu, apa saja hikmah yang dapat kita petik dari kedua peristiwa tersebut?

  1. Perintah Allah
    Nabi Ibrahim عَلَیهِ‌السَّلام sangat merindukan keturunan, dan akhirnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabulkan doanya dengan memberikan seorang putra, yaitu Ismail عَلَیهِ‌السَّلام, melalui istrinya, Hajar. Namun, di usia Ismail yang masih sangat muda, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim عَلَیهِ‌السَّلام untuk membawa istri dan anak yang sangat dicintainya tersebut ke sebuah lembah yang tandus dan jarang dikunjungi orang. Setelah Ismail عَلَیهِ‌السَّلام mencapai usia remaja, kembali Nabi Ibrahim عَلَیهِ‌السَّلام menerima perintah melalui mimpi untuk menyembelih putranya sebagai bentuk ujian keimanan dan ketaatannya.
  1. Ketaatan Ibrahim, Hajar dan Ismail
    Nabi Ibrahim عَلَیهِ‌السَّلام dengan penuh keyakinan dan ketaatan menceritakan perintah tersebut kepada Hajar. Hajar melaksanakan perintah tersebut dengan sebuah keyakinan yang kuat bahwa jika itu benar perintah Allah, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya dan akan selalu melindunginya. Demikian pula dengan Ismail, yang juga seorang hamba Allah yang taat, menyetujui dan bersedia untuk dikorbankan. Hal ini menunjukkan ketaatan yang luar biasa dari keluarga ini, ayah, ibu dan anak terhadap perintah Allah. Sebuah potret keluarga idaman.
  1. Penyelamatan oleh Allah
    Saat Ismail menangis kehausan, sementara air susu Hajar telah mengering, dan ikhtiar telah dilakukan secara optimal dengan berlari bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwa, kemudian Allah siapkan airnya di tempat yang tidak jauh dari mereka, persis di bawah kaki Ismail berupa mata air, yang hingga sekarang tidak pernah surut. Itulah Sumur Zam-zam. Demikian pula saat Ibrahim عَلَیهِ‌السَّلام hendak menyembelih putranya, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menggantikan Ismail عَلَیهِ‌السَّلام dengan seekor domba. Peristiwa ini menunjukkan rahmat dan kebesaran Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, yang menguji keimanan hamba-Nya namun tidak membiarkan mereka menderita tanpa sebab. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Quran dalam Surah Ibrahim (14:37) dan Surah Ash-Shaffat (37:102-107).
  1. Ibadah Haji dan Peringatan Idul Adha
    Untuk mengenang perjuangan Hajar mencari air, dijadikanlah peristiwa tersebut sebagai salah satu rukun haji, yakni sa’i berupa lari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwa sebanyak 7 kali. Sementara itu, peristiwa penyembelihan Nabi Ismail dikenang oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia berupa perayaan Idul Adha. Pada hari itu, mereka menyembelih hewan kurban seperti domba, kambing, sapi, atau unta, dan dagingnya dibagikan kepada yang membutuhkan.
  1. Hikmah dan Nilai
    Kisah ini mengandung banyak hikmah dan nilai, seperti:
    > Ketaatan kepada Allah: Nabi Ibrahim, Bunda Hajar dan Ismail menunjukkan ketaatan total kepada perintah Allah.
    > Keikhlasan: Mereka bertiga ikhlas menerima perintah Allah tanpa keraguan.
    > Pengorbanan: Mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan demi ketaatan kepada Allah.
    > Keyakinan dan Kesabaran: Memperlihatkan keyakinan dan kesabaran dalam menghadapi ujian dari Allah.
    > Semangat ikhtiar mencari rezeki: Untuk melaksanakan ibadah ini diperlukan harta.
    > Pertolongan Allah sangat dekat: Air yang dicari berada di bawah kaki Ismail AS. Seketika Allah ganti dengan seekor domba.

Demikianlah kisah ini Allah ceritakan dalam Al Quran sebagai pelajaran bagi kita, umat Nabi Muhammad untuk menguatkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Redaksi Ibnu Sina
Team Redaksi

Would you like to share your thoughts?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *