[vc_row][vc_column][vc_column_text]

   Kesuksesan dan kebahagiaan adalah cita-cita seluruh insan namun dalam menggapainya masing masing manusia memilih jalan yang berbeda-beda. Bahkan banyak sekali manusia yang mencari jalan kesuksesan dan kebahagiaan dengan cara batil, menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan duniawi sebesar besarnya, padahal yang di raih oleh mereka hanyalah kebahagiaan yang menipu dan permainan yang melalaikan yang justru akan menjadi bumerang di kemudian hari dan akan merugi selama-lamanya.
   Dan pada akhirnya kita sebagai umat islam  harus memilih jalan kebaikan untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist.
   Tinggal bagaimana kita mengambil momentum kesuksesan untuk kebahagiaan yang hakiki tersebut.
   Imam Al-Ghazali memberikan  tips-tips bagaimana kita meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki sebagai berikut:
1. Menyadari segala sesuatu hanya milik Allah
   Proses menuju kebahagiaan bisa menjadi perjalanan panjang dan seumur hidup. Namun dengan mengetahui rahasia proses tersebut, seseorang bisa menjalani hidup dengan bahagia. Apa rahasianya? Allah berfirman:
اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali” (QS. Al-Baqarah [2]: 156).
   Seseorang biasanya merasa sedih karena kehilangan sesuatu yang ia miliki, entah itu harta, keluarga, atau jabatan. Perasaan sedih ini melekat karena rasa kepemilikan manusia masih tersisa di hatinya. Dengan mengembalikan semua itu kepada Allah sebagai pemilik asal, kehidupan tidak lagi menjadi beban.
2. Mengenal Allah melalui diri sendiri
   Manusia bisa melepas rasa kepemilikan dengan mengenal Allah Yang Maha Memiliki. Namun, bagaimana cara mengenal Allah? Sedangkan indera manusia terbatas kepada zat-zat fisik saja.
   Imam Al-Ghazali menuturkan jalan untuk mengenal Tuhan adalah dengan mengenal diri sendiri terlebih dulu, sebagaimana sebuah ungkapan Arab menyatakan:
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
“Siapa yang mengenal dirinya sendiri maka telah mengenal Tuhannya.”
   Pengenalan diri adalah salah satu kunci untuk membuka pintu kebahagiaan. Pengenalan diri terbagi menjadi dua: mengenal fisik lahir dan mengenal apa yang ada di dalam diri (qolbu atau hati).
   Maka yang dimaksud pengenalan diri bukan hanya memahami dan menggunakan fungsi indera dengan baik, tapi juga mencari jawaban atas pertanyaan apa dan siapakah kita? Dari mana kita datang? Untuk apa kita diciptakan? Dengan apa kita bahagia? Dan mengapa kita sengsara?
   Dengan menemukan jawaban- jawaban di atas seseorang akan mencapai kebahagiaan yang hakiki.
3. Menguasai nafsu dan amarah
   Menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengenali diri menggunakan akal saja tidak akan cukup. Kita juga  harus mengandalkan hati. Imam Al-Ghazali menganalogikan hati sebagai raja dan akal sebagai perdana menterinya.
   Keduanya bekerja untuk mengendalikan dua pasukan dalam diri, yaitu nafsu dan amarah, dua hal yang juga dimiliki hewan. Jika manusia hanya memakai nafsu dan amarah, maka ia tidak ada bedanya dengan hewan. Kebahagiaan hewan dihasilkan melalui kenikmatan- kenikmatan yang dituntut oleh nafsu mereka: nafsu makan dan seksual. Manusia yang hanya mencari kebahagiaan pada urusan perut dan kemaluan, sejatinya hanya mendapat kebahagiaan semu. Sebab kebahagiaan manusia yang hakiki berasal dari hati. Untuk mencapai kebahagiaan sejati itu, manusia tidak harus menghapus seluruh nafsu dan amarah, tetapi harus mengendalikannya. Kuncinya ada pada keseimbangan keduanya. Jika porsi nafsu berlebih, maka akan muncul kefasikan. Sebaliknya, jika kekurangan maka yang terjadi adalah kelumpuhan dan kelesuan.
   Sedangkan amarah yang berlebih akan menghasilkan kekerasan, dan jika kurang akan menghilangkan semangat membela dalam agama dan hak-hak duniawi.
   Keseimbangan hidup dalam mengendalikan amarah dan nafsu inilah yang Allah harapkan dari kebahagiaan hamba-Nya, sesuai dengan firman-Nya:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,..” (QS. Al-Qasas [28]: 77).
4. Mencari kebahagiaan dari hati
   Menurut Imam Al-Ghazali, kebahagiaan yang sempurna tidak akan lekang oleh waktu. Dan kebahagiaan seperti itu hanya datang dari hati. Kebahagiaan hati berasal dari makrifatullah atau mengenal Allah. Sebagaimana seorang rakyat jelata bahagia setelah mengenal rajanya, bagaimana mungkin seorang hamba tidak bahagia ketika mengenal Tuhannya.
   Seperti itulah kiat-kiat yang harus dilakukan agar kita meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki. Oleh karena itu, mari kita kuatkan hati dalam meniti jalan berliku berjuang bersama untuk menggapai kebahagiaan dan kesuksesan yang abadi. Memang tidak mudah namun yakinlah akan indah pada waktunya  yakni saat kita mendapat hadiah dari sang Illahi berupa syurga yang sangat indah mempesona.
   Semoga Allah selalu istiqomahkan kita dalam berjuang  mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai petunjuk dari-Nya.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Redaksi Ibnu Sina
Team Redaksi

Would you like to share your thoughts?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *