Seorang muslim yang berqudwah kepada Al-Quran dan sunah Rasul-Nya akan senantiasa menyadari bahwa hakikat penciptaannya ke dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan inti dari ibadah itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Bagi kaum muslimin, Rasulullah sudah menetapkan dua hari raya yang layak untuk dirayakan. Ketika Rasulullah tiba (hijrah) di Madinah, penduduk setempat masih merayakan dua hari raya yang biasa mereka rayakan di masa Jahiliah, maka Rasulullah bertanya kepada mereka, “Dua hari apa ini?” Mereka menjawab, “Dua hari yang pada zaman jahiliyyah kami berpesta padanya.” Maka Rasulullah n bersabda, yang artinya:

“Sungguh Allah telah mengganti (kedua hari itu) untuk kalian dengan dua hari raya yang lebih baik, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri.” (HR. Abu Dawud, An-Nasai, Ahmad, Abu Ya’la, Al-Baihaqi, Al-Hakim, dan Abd bin Humaid, dengan sedikit perbedaan redaksi).

Agar kebahagiaan dalam perayaan Idulfitri itu senantiasa berada dalam keridhaan Allah, maka terdapat pedoman Rasulullah yang perlu dipegang teguh oleh setiap muslim dalam merayakannya.

A. Menyalurkan Zakat Fitrah kepada Mustahiq

Salah satu ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadan adalah mengeluarkan zakat fitrah. Bagaimana cara melakukannya ? Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari : “Rasulullah memerintahkan dengan zakat fitrah, supaya dilakukan sebelum orang keluar (pergi) ke salat (hari raya).”

B. Disunahkan Mandi dan Berparfum serta Berpakaian dengan Pakaian Terbagus.

Dari Zaid bin Al-Hasan bin Ali, dari ayahnya (Al-Hasan bin Ali) رضي الله عنه. “Rasulullah telah menyuruh kami pada dua hari ‘id agar memakai pakaian dan wewangian yang terbaik.” (HR. Al-Hakim dan Ath-Thabrani).

Abdullah bin Umar berkata, “Umar pernah membeli baju besar terbuat dari sutra yang dijual di pasar, lalu membawanya kepada Rasulullah sambil berkata, ‘Ya Rasulullah, belilah baju besar ini untuk memperindah diri di hari raya dan untuk menyambut tamu-tamu utusan!’”

Hadis tersebut menunjukkan bahwa memperindah diri pada hari raya adalah sesuatu yang biasa dilakukan oleh para sahabat, dan Nabi telah memberikan taqriir (ketetapan) terhadap Umar. Adapun teguran beliau terhadap Umar dikarenakan membeli baju besar yang terbuat dari sutra.

Dengan demikian hendaknya seseorang memakai baju yang terbagus manakala keluar pada hari raya.

C. Makan Sebelum Berangkat ke Tanah Lapang
Rasulullah sangat menganjurkan orang yang akan berangkat menuju tanah lapang pada hari raya Idulfitri untuk makan terlebih dahulu dan hal ini berbeda dengan hari raya Iduladha. Anjuran ini telah menjadi kebiasan amal beliau.ٍ

Dari Anas, ia berkata, ”Rasulullah tidak berangkat salat pada hari Idulfitri sampai beliau makan beberapa buah kurma.” (HR. Al-Bukhari).

D. Dianjurkan Membedakan Jalan yang Dilalui Waktu Berangkat dan Kembali dari Tanah Lapang.
Rasulullah membiasakan apabila berangkat menuju ke tanah lapang pada waktu ‘id, beliau memilih jalan yang berbeda ketika pulang.

Dari Jabir رضي الله عنه, ia mengatakan yang artinya : “Nabi n apabila hari ’id beliau suka membedakan jalan (pergi dan pulang)”. (HR. Bukhari)

E. Takbiran
Rasulullah mensunahkan takbiran, sejak keluar dari rumah menuju tempat salat.

Dari Ibnu Umar, ia berkata : “Sesungguhnya Nabi bertakbir dan bertahlil (menyebut laa ilaha illallah) dengan suara keras dari mulai keluar hendak pergi salat idulfitri hingga sampai ke lapang.” (HR Al-Baihaqi)

Demikian, beberapa pedoman bagi kaum muslimin yang akan merayakan hari raya Idulfitri. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada orang yang bersungguh-sunguh dalam mencari ilmu dan beribadah kepada-Nya

Wallahu a’lam bishawab….

Ditulis oleh : Ogi Arif Riyanto. S.Pd

Redaksi Ibnu Sina
Team Redaksi

Would you like to share your thoughts?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *